Naam. Kita berhenti membahas masalah percintaan dulu yah. Karena artikel
kali ini saya akan membahas hasrat hati saya yang menggebu-gebu karena
mereka "muslimah bercadar". Jujur saja saat masuk SMA saya tidak pernah
menganggap bahwa cadar itu ekstrem,fanatik,lebay ataupun berlebihan.
Hingga suatu saat saya diajar oleh salah satu ummahat bercadar dalam
suatu halaqoh. Ummahat inilah yang membuka pintu sunnah kepada saya. Ada
rasa takut. Yang terlihat hanya mata saja. Saat cadarnya dibuka. Masyaa
Allah saya tidak tau menjelaskannya.Ada rasa tersendiri saat melihat
muslimah bercadar.Sampai saat saya lulus SMA. Niat saya makin
ngejrenggg #bahasaapaini. Tapi iya saya merasa mereka yang bercadar itu
sejuk,dingin,aman,tenteram. Sejahterahlah pokoknya. Yah aman dari
ikhwan-ikhwan yang gitu deh. Tapi saat itu keberanian saya bernilai 0%.
Sama sekali saya gak berani apalagi menggunakannya didepan keluarga.
Kebayang dong,ujiannya kayak apa. Saya coba dengar cerita akhawat dan
ummahat yang sampai detik ini cadarnya sudah permanen dan masyaa Allah
saya tidak pernah bisa membayangkan dan memposisikan diri saya sebagai
mereka. Ada yang cadarnya dibakar,diusir dari rumah,cadarnya digunting.
Jangankan cadar. Jilbab menutupi dada saja ada yang sampai petakumpet makenya. YaAllah
Mohon aamiinkan,semoga mereka mendapat hidayah.
Sebenarnya ujian hijrah paling dekat itu yah keluarga kita sendiri dan
tentunya kita harus pandai-pandai dan santun dalam menjelaskan. Kenapa? Karena sesungguhnya akhlak kita akan disoroti seiring dengan berubahnya
pakaian yang kita kenakan. Saat akhlak dan hijab kita tak sesuai.
Orang-orang akan bilang seperti ini "hijabnya aja besar,akhlaknya
hancur" "Kelihatannya alim tapi kok sifatnya gitu sih?" dan lain
sebagainya.Sesungguhnya ucapan seperti ini tak perlu diambil hati.
Mereka seperti itu karena belum mengerti hakikat pakaian syar'i yang
sebenarnya and then ucapan manusia tidak akan membuat kita hina
dihadapan Allah. Right? Btw kembali yah..ini nasehat buat diri saya
pribadi alhamdulillah jika ada yang termotivasi. Alhamdulillah pakaian
saya sudah syar'i dan alhamdulillah juga akhlak saya masih dipertanyakan
hehe. Tapi dengan begitu semakin kita sadar semakin kita mengerti semakin kita
akan menyeimbangkan pakaian dan akhlak kita.Sampai detik ini saya
cemburu sekaaalliii dengan akhwat wa ummahat yang bercadar walau
dimanapun. Ademmm yah? yah? Walau sebenarnya mereka menjalankan itu
semua penuh dengan lika-liku ujian kehidupan. Tapi saya yakin mereka
sudah bertekad untuk"tegar diatas sunnah" mereka membantu para ikhwan
menundukkan pandangan dan menjaga diri hanya untuk yang halal semata.
Banyak sekali kisah inspiratif yang bisa kita ambil dari mereka.
Seperti ketika kajian salaf kemarin. Saya memperhatikan seorang istri
ustadz yang tentunya bercadar. Karena didalam majelis itu perempuan
semua jadi jubah dan cadarnya dibuka. And then...baju yang sering kita
pakai keluar rumah,itulah pakaian bagian dalam istri ustadz tsb. Kebayang
dong diluarnya cadar,dan jubah. Didalamnya ada khimar dan gamis. .
Kebayang? Panasnya kayak apa? Mending panas didunia daripada di akherat
kelak dan dengan niat lillahi ta'ala insyaa Allah gak ada yang sulit.
Rata-rata akhwat bercadar yaahh memang seperti itu. Semakin kita
tertutup semakin kita dihargai.
Naam. Kemarin saya lihat post "Akhwat yang bercadar akan memudahkan dalam mahar"
MasyaaAllah itu benar sekali! Kenapa? Karena mereka memudahkan sunnah.
Tak sepantasnya juga kita menghargai diri kita semahal itu sedangkan
wanita generasi sahabat saja ada yang dipinang menggunakan cincin besi.
Lah? Kita ini siapa?
Sebenarnya perayaan pernikahan dalam islam
sederhana bin gak ribet . Yang bikin kita ribet adalah adat
istiadat dan gengsi. Right? Of course! Saya teringat kisah Abu Musa yang me nikah dengan modal 2.500.000 kalo gak salah. Ngundang tamu
se-gang,akadnya di masjid. Pas! Halal dah tuh. Dibanding resepsi
digedung,makanan catering,alhamdulillah halal ehh rumah ngontrak riba
jalan. Naudzubillahi mindzalik. Saya bingung kenapa setiap saya nulis
saya selalu belok ke pernikahan padahal gak nyambung sama judul -_-
Tapi gak papa. Memang semakin kita mengenal sunnah semakin kita
mempermudah seseorang dalam bersyariat. Btw doain saya nyusul bisa jadi
bidadari-bidadari seperti mereka. Hehe see u!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar